Emisi Energi Global Meningkat pada 2023, Rekor Tertinggi Baru

 ​

Emisi CO2 terkait Penggunaan Energi Fosil Global (1900-2023)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut data International Energy Agency (IEA), emisi karbon dioksida terkait penggunaan energi fosil atau energy-related CO2 emissions secara global mencapai 37,4 gigaton pada 2023.

Volumenya meningkat 1,1% dibanding 2022 (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi baru seperti terlihat pada grafik.

“Emisi batu bara menyumbang lebih dari 65% terhadap peningkatan emisi energi global pada 2023,” kata IEA dalam laporan CO2 Emissions in 2023.

“Turunnya pembangkitan listrik tenaga air secara global akibat kekeringan juga telah meningkatkan emisi,” lanjutnya.

(Baca: 2023 Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah)

Kendati begitu, IEA menilai peningkatan emisi energi global pada 2023 sedikit melambat dibanding 2022, yang tingkat kenaikannya ketika itu 1,3% (yoy).

IEA menyebut ada sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap perlambatan pertumbuhan emisi energi global pada 2023.

Di antaranya, ada penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin dan surya yang naik 75% (yoy). Kemudian penjualan mobil listrik secara global meningkat 35% (yoy).

Namun, sejumlah perkembangan tersebut dinilai masih belum cukup kuat.

“Kita memerlukan upaya yang jauh lebih besar untuk mendorong negara-negara berkembang meningkatkan investasi energi ramah lingkungan,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol dalam siaran persnya, Jumat (1/3/2024).

(Baca: Investasi EBT Turun pada 2023, Migas dan Minerba Naik)

Editor :
Adi Ahdiat

Data Terkait
Data Stories Terkini
Data Populer

Lihat Semua

Databoks Indonesia (@databoks.id)

Portal data ekonomi dan bisnis. Bagian dari Katadata
Indonesia.

 

Updated: Maret 8, 2024 — 6:33 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *